Pilkada 2024: Dua Paslon Siap Tarung di Pilwako Bitung

Daftar Isi

 

photo: facebook

Gmimbetel Pintukota Dua pasangan calon walikota dan wakil walikota Bitung Hengki Honandar- Randito Marinka yang diusung partai Gerindra, Nasdem, Pan, Demokrat dan Perindo serta Geraldi Mantiri-Erwin Wurangian diusung PDIP dan Golkar menyatakan siap bertarung di pilkada 2024 Kota Bitung 

Hal ini disampaikan usai kedua paslon mendaftar dan resmi diterima Komisi Pemilihan Umum Kota Bitung pada hari kedua pembukaan pendaftaran calon kepala daerah Kamis 29/8/2024.

Calon walikota Bitung 2024 Hengki Honandar maupun Geraldi Mantiri bersama pasangannya memiliki tekad meyakinkan untuk membawa kota yang dijuluki kota cakalang menuju kesejahteraan dan kemakmuran sebagaimana tag line mereka untuk "kota Bitung sejahtera".

Tentu mendapatkan tiket tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan, butuh proses dan kerja keras mengambil hati para pemilih dimana hari ini semakin cerdas.

Melihat survei dari kedua paslon kelihatannya pertarungan akan berjalan imbang dan tidak ada yang diunggulkan, alasannya kedua pasangan tersebut memiliki tingkat elektoral cukup bagus. 

Hengki Honandar dan Erwin Wurangian mewakili masyarakat dari kaum X (baby busters) yang bijak dalam pengambilan keputusan sedangkan Garaldi Mantiri dan Randito Maringka mewakili diri mereka sebagai bagian dari generasi Y (milenial) dan generasi Z (iGen) dengan potensi pengetahuan kelompok digital (doyan teknologi)

Ini dipastikan pemilihan walikota dan wakil walikota Bitung paling subur sebab melihat kemampuan masing-masing paslon di ingini masyarakat hari ini cukup terpenuhi.

Namun disisi lain potensi prosedural dan subtansial akan menjadi penggejot elektabilitas masing-masing pasangan apalagi dalam kompetisi ini ada petahana wakil walikota Hengki Honandar tentu menjadi magnet tersendiri bagi para pendukungnya, meski popularitas ini tidak menjadi ukuran penuh.

Lantas bagaimana dengan sikap gereja?

Gereja masehi injili di minahasa merupakan salah satu ladang mendapatkan ceruk suara setiap pemilihan umum termasuk pemilihan  kepala daerah, mengingat lembaga agama ini memiliki basis pemilih terbesar di Sulawesi Utara.

Dari 1,8 juta pemilih Sulut pada pemilihan umum 2019 40% sekian adalah warga gmim (sumber:kompas.com) jadi perburuan mendapatkan suara lembaga gereja tersebut diprediksi akan terjadi persaingan cukup ketat.

Tentu saja dibalik semua itu gereja punya sikap politik yang harus dihargai oleh siapapun, dan tetap menjadi jembatan damai bagi kesuksesan pemilu kepala daerah serentak 2024. 

Pilihan boleh beda tetapi kasih persaudaraan tetap menjadi garda terdepan dalam merawat persatuan dan kesatuan ditengah beda pilihan tadi. warga gereja khususnya Gmim tetap menjadi pendoa sejati bagi pemerintahnya agar pemilu damai jadi bagian seluruh masyarakat Indonesia.

denis


Posting Komentar